Manis dan Lembut Gethuk Kethek “Satu Rasa” Salatiga


Salatiga, kota kecil nan sejuk di kaki Gunung Merbabu, tak hanya menyuguhkan panorama yang menawan, tetapi juga kaya akan kuliner tradisional yang menggugah selera. Salah satu oleh-oleh khas saat berkunjung ke kota ini adalah Gethuk Kethek “Satu Rasa”.

Gethuk ini dibuat dari bahan sederhana: singkong, kelapa parut, gula pasir, garam, dan sedikit vanili. Rasanya manis, teksturnya pulen dan lembut—cocok dinikmati kapan saja, terutama bersama teh hangat di sore hari.

Hal yang membuatnya unik adalah asal-usul namanya. “Kethek” dalam bahasa Jawa berarti monyet. Nama ini berasal dari seekor monyet peliharaan yang dulunya ditempatkan di depan kedai sebagai penanda lokasi. Seiring waktu, masyarakat setempat terbiasa menyebut camilan ini dengan nama Gethuk Kethek, dan nama itu pun melekat hingga kini.

Gethuk Kethek “Satu Rasa” sudah dijalankan oleh dua generasi sejak memulai pada tahun 1965. Tempat produksinya pun sederhana, yaitu langsung diolah di belakang rumah. Setiap harinya 100 kg lebih singkong bisa dihabiskan untuk memproduksi Gethuk yang nikmat.

Gethuk Kethek bisa bertahan paling lama 5-6 jam karena pengolahannya yang tradisional. Oleh karena itu, sedikit sulit untuk pembeli membawanya ke luar kota. Namun, itu tak menghalangi wisatawan dari Semarang, Solo, dan kota-kota lain untuk datang langsung ke tempat produksinya demi mencicipi keaslian rasanya dan menjadikan Gethuk Kethek sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke Salatiga.

Sejak dulu, Gethuk Kethek “Satu Rasa” hanya menjual satu varian, yaitu original. Pembeli hanya butuh merogoh kocek sebesar 14 ribu rupiah untuk satu kotak Gethuk yang berisi 20 potong. Kedai sekaligus tempat pembuatan ini berlokasi di Jl. Argotunggal No. 9, Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Di Kota Salatiga yang sederhana, mengunjungi rumah produksi sekaligus merasakan langsung Gethuk yang gurih, manis, dan lembut merupakan sesuatu yang tak boleh dilewatkan.