Dari Arang ke Lidah: Cita Rasa Otentik Bakmi Kadin


Yogyakarta, kota istimewa yang selalu memikat dengan budaya, sejarah, dan keindahan alamnya. Namun, pesonanya tak berhenti sampai di situ—kuliner khas juga menjadi bagian tak terpisahkan dari daya tariknya. Salah satu ikon kuliner legendaris yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang kota ini adalah Bakmi Kadin, yang telah hadir sejak tahun 1947, hanya dua tahun setelah Indonesia merdeka. Bakmi Kadin berlokasi di Jl. Bintaran Kulon No, 3 & 6. Bukan sekadar tempat makan, Bakmi Kadin adalah warisan rasa yang hidup dalam setiap kepulan aroma dari wajan tradisionalnya.


Nama “Bakmi Kadin” punya kisah menarik dibaliknya. Terletak di seberang Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta, Jl. Bintaran Kulon No, 3 & 6, nama warung ini bisa jadi terinspirasi dari lokasi tersebut. Namun lebih dari itu, “Kadin” juga merupakan singkatan dari nama pendirinya, Mbah HJ. Karto Kasidin. Perpaduan antara lokasi dan nama sang pendiri inilah yang melekat erat hingga kini. Warisan ini pun terus dilanjutkan oleh Pak Rochadi, generasi kedua dari keluarga sang pelopor.


Salah satu hal menarik dari Bakmi Kadin adalah komitmennya terhadap metode memasak yang tradisional. Bakmi Kadin tidak memilih menggunakan kompor gas atau induksi, sebagai gantinya mereka memilih anglo—kompor gas arang khas zaman dulu demi menjaga cita rasa yang otentik. Dapur yang selalu sibuk dengan empat tungku arang menyala setiap hari, digunakan untuk meracik setiap porsi pesanan. Bahkan demi menjaga cita rasa setiap pesanan dibuat dengan slow food, dalam satu kali masak hanya untuk dua atau tiga porsi saja. Tidak heran jika ingin merasakan kenikmatan dari Bakmi Kadin ini diperlukan waktu menunggu hingga 45 menit, namun waktu itu terasa sepadan dengan setiap suapan yang menyentuh lidah. 


Dua menu andalan Bakmi Kadin ialah Bakmi Godog (rebus) dan Bakmi Goreng. Meski terlihat sederhana, kombinasi bahan seperti mie basah, ayam kampung suwir, telur, kol, tomat, kekian, daun bawang, dan bawang goreng mampu menciptakan kelezatan yang menggugah selera. Sebagai pelengkap, tersedia pula Bajigur, minuman hangat berbahan dasar santan, kopi, dan gula aren. Keberadaan bajigur memberi sentuhan berbeda, karena minuman ini jarang ditemukan di warung bakmi lain di Yogyakarta.


Tak heran jika setiap hari, Bakmi Kadin mampu menjual hingga ratusan porsi. Pelanggannya pun tak hanya dari Yogyakarta—penggemar setia datang dari berbagai kota hingga luar negeri.